DPP LDII: Seabad NU Menjadi Inspirasi bagi Ormas Islam dalam Membangun Peradaban Baru
Jakarta (31/1). Seabad Nahdlatul Ulama (NU) telah memberikan kontribusi besar bagi perjalanan bangsa dan negara Indonesia. NU menjadi inspirasi bagi ormas-ormas Islam lainnya, termasuk LDII, dalam berkontribusi terhadap bangsa.
Hal tersebut disampaikan Ketum DPP LDII KH Chriswanto Santoso: “Selamat kepada NU telah mencapai satu abad masyarakat madani. Ibarat perahu, NU adalah kapal besar dengan nahkoda istimewa. Untuk melewati era pergerakan, revolusi, hingga lahirnya Indonesia modern,” ujar KH Chriswanto.
Ia mengapresiasi penjelasan Harlah Seabad Harlah NU , Zannuba Arifah Chafshoh (Yenny Wahid) tentang tiga agenda utama NU:
Renaissance (kebangkitan peradaban baru), mengkontekstualisasikan berbagai gerakan yang menjadi basis NU, dan kepemimpinan dunia yang berakar pada tradisi namun tetap beroperasi dalam skala global.
Menurut KH Chriswanto, tiga pokok NU sangat penting bagi kondisi umat Islam di milenium kedua. “Teknologi maju, tapi tidak membuat moral manusia semakin beradab. Itulah tantangan membangun sisi religi bangsa Indonesia,” ujarnya.
Akibatnya, orang Indonesia bisa tersesat, dan NU memikirkannya. “NU ingin mengontekstualisasikan gerakan agar bisa menawarkan solusi menyentuh akar rumput agar tidak menjadi korban benturan budaya,” kata KH Chriswanto. Pada saat yang sama, NU prihatin dengan geopolitik global yang semakin terpolarisasi dan mengancam eksistensi kemanusiaan. Suara NU memberikan dorongan yang kuat kepada rakyat Indonesia untuk kembali berperan dalam tatanan dunia.
“Dengan kondisi global yang melanda bangsa Indonesia, NU membuka jalan bagi lahirnya peradaban baru yang diridhoi Allah SWT,” ujar KH Chriswanto.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ubaidah Kertosono, Habib Ubaidillah Alhasany mengatakan, NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia telah memberikan kontribusi yang luar biasa bagi bangsa dan negara. Terutama dalam sikap toleransi beragama, kebersamaan, persatuan dan kesatuan. “NU memiliki peran yang sangat besar dalam mencapai kemerdekaan Indonesia karena sebagian besar pejuang kemerdekaan berasal dari pesantren. Tentu para kyia sendiri yang menjadi panglimanya,” ujarnya.
Menurut Habib Ubaid, sapaan akrabnya, NU terus memperbarui program-program kerjanya baik untuk pengembangan masyarakat secara umum maupun program mencerdaskan anak negeri di pesantren.
“Kami di LDII secara pribadi dan sebagai lembaga Pondok Pesantren Al-Ubaidah Kertosono iri dengan Nahdiyin,terutama pembinaan pondok pesantren yang luar biasa, meskipun dengan pondok tradisional tapi hasilnya sangat luar biasa," ujarnya..
Menurutnya, sebagai kakak, LDII ingin belajar banyak dari NU, terutama dalam pengelolaan program-program yang luar biasa yang bisa dinikmati semua kalangan. Ia berharap NU tetap berada di garda terdepan dalam upaya menjaga ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah basyariah, “khususnya menjaga hubungan yang erat dan harmonis dengan LDII, termasuk dengan Pondok Pesantren Al-Ubaidah Kertosono”, pungkasnya.
Tidak ada komentar: